Saturday, 7 February 2015

3 Mei 1999: Tragedi Berdarah Simpang KKA


Pola kejadian  : Pembantaian sipil. 
Hari/Tanggal   : Senin (3 Mei 1999) 
Pukul               : 12.30 WIB 
Tempat            : Simpang KKA Krueng Geukueh, Kec. Dewantara, Aceh Utara 
Pelaku             : Aparat dari satuan Den Rudal 001 dan Yonif 113 Aceh Utara. 
Saksi mata      : Masyarakat Simpang KKA Dewantara Aceh Utara 
Kronologis      : Kronologi Tragedi Berdarah Simpang KKA 

Memperingati 15 tahun Pembantaian Massal di Simpang KKA, Aceh Utara

Tanggal 3 Mei punya banyak makna bagi warga Aceh Utara, dan juga bagi masyarakat Aceh pada umumnya. Tanggal tersebut selain bermakna resistensi atau perlawanan rakyat melawan negara, juga sebuah kenangan buruk, betapa negara begitu semena-mena terhadap rakyatnya. 

Karenanya, saban tahun —meski tak rutin karena kondisi Aceh tak selalu kondusif untuk mengenang tragedi— warga Aceh Utara khususnya para korban tragedi Simpang KKA memperingatinya.



Sekedar merawat ingatan, Senin, 3 Mei 1999 atau 15 tahun silam, banyak darah berceceran di sekitar simpang PT KKA. Jeritan dan tangisan para korban memecah telinga siapa saja yang pernah mendengar.

Saat itu, harga peluru tentara begitu murahnya, karena bisa dihambur-hamburkan dengan sangat mudah. Setelah itu, puluhan mayat dan ratusan korban tergelatak, ada yang sudah kaku, banyak juga yang masih bernyawa sambil merintih, yang lainnya berlarian, mencari tempat yang bisa dijadikan tempat berlindung.



Pukul 12.30 WIB, Suara gemuruh dan teriakan manusia memenuhi Simpang KKA. Ribuan orang berlarian menghindari serangan dari TNI.  Dua wartawan RCTI (Umar HN dan Said Kaban) yang kebetulan sudah berada di tempat itu sempat merekam moment-moment penting yang terjadi baik dengan foto atau video.

Dapat dikatakan, hasil rekamannya itu menjadi salah-satu bukti yang paling akurat dan tidak mungkin dapat dipungkiri tentang bagaimana peristiwa yang sebenarnya. Tembakan yang dilakukan tanpa peringatan terlebih dahulu dan dengan posisi siap tempur. Tentara yang dibagian depan jongkok dan yang berada pada barisan belakang berdiri. 


Selain itu, tentara yang berada di atas truk juga terus melakukan tembakan sambil melakukan gerakan-gerakan tempur. Saat itu penduduk yang tidak lagi sempat lari melakukan tiarap tapi terus diberondong.

Selain melakukan tembakan kearah masa, TNI juga mengarahkan tembakan ke rumah-rumah penduduk, sehingga banyak warga yang sedang di dalam rumah juga menjadi korban. Bahkan mereka mengejar dan memasuki rumah-rumah penduduk dan melakukan pembantaian di sana.


Banyak penduduk yang sudah tertembak dan tidak bisa lari lagi masih terus diberondong oleh tentara dari belakang. Mereka melakukan pembantaian seperti sebuah pesta. 

Dalam aksi pembantaian tersebut, 45 jiwa Tewas di tempat, 156 lainnya Luka-luka kebanyakan karena luka tembak, dan 10 diantaranya Hilang sampai saat ini tidak tahu keberadaannya.


Sumber: ATJEHCYBER 

0 komentar:

Post a Comment