Fenomena aneh terjadi di langit Australia. Selama bertahun-tahun, sejumlah pilot melaporkan penampakan misterius, misalnya benda mirip piring terbang yang melayang. Namun, informasi itu tak pernah ditanggapi serius. Sebagian bahkan ditutup rapat-rapat.
Dua ilmuwan, Paul Dean -- ahli lingkungan yang kini bekerja di Rockhampton Council dan pernah mengabdi di lembaga riset The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), dan Keith Basterfield, penulis 'UFOs: the Image Hypothesis', berusaha mencari tahu soal itu.
Awalnya, keduanya tertarik dengan laporan Australian Transport Safety Bureau (ATSB) terkait insiden di dekat Perth pada 19 Maret 2014 yang melibatkan benda terbang misterius. Penelusuran mereka ternyata mengungkap informasi yang selama ini dirahasiakan.
Terkait insiden 19 Maret lalu, ATSB menyimpulkan bahwa pesawat tak berawak (unmanned aerial vehicle/UAV) atau drone lah yang bertanggung jawab.
Namun, masih ada keraguan. "ATSB tak bisa mengonfirmasi detil objek atau mengidentifikasi operator di area itu saat insiden terjadi," demikian ujar juru bicara biro keselamatan transportasi Australia tersebut seperti dimuat News.com.au, Rabu (4/2/2014).
Detil insiden tersebut diungkap dalam laporan yang disusun ATSB. "Di sekitar ketinggian 3.800 kaki di atas permukaan air laut, kru dalam kokpit kaget saat menyaksikan cahaya terang tiba-tiba yang menyorot dari depan pesawat.
Cahaya tersebut berasal dari benda yang tak diketahui, awalnya diduga drone yang mengarah ke burung besi tersebut. "Pilot melaporkan objek tersebut berbentuk silinder dan warnanya keabu-abuan."
Pilot yang kaget, yang mengendalikan pesawat berpenumpang 53 orang itu, langsung melakukan manuver mengelak, menghindari tabrakan dengan objek tersebut yang bisa berakibat fatal.
Dua ilmuwan, Dean dan Basterfield awalnya mengklasifikasikan kasus tersebut sebagai 'fenomena UFO'. Namun, belakangan, bukti-bukti yang mereka dapatkan mengarah ke hal lain. Hingga keduanya yakin, kala insiden itu, seseorang sedang menembakkan roket yang mengarah ke pesawat.
Kedua ilmuwan tersebut juga menggunakan hak kebebasan mendapatkan informasi (freedom of information) ke Air Services Australia, meminta data-data terkait kasus-kasus obyek misterius di langit Negeri Kanguru.
Dan mereka terkejut bukan kepalang saat mengetahui ada 13 insiden dalam waktu 7 tahun.
Salah satunya melibatkan 'obyek mirip rudal' yang jatuh dari langit, menggunakan semacam parasut.
Airservices Australia mengungkapkan, "Penerbangan XKI DH8C melaporkan keberadaan benda asing yang ukuran panjangnya sekitar 1 meter, dalam jarak sekitar 50 kaki dari pesawat. Membuat pilot berusaha menghindar saat objek melintas ke di sisi kiri pesawat. Benda mirip roket itu diketahui menempel ke parasut. Pilot melaporkan keberadaan objek itu di ketinggian 6.800 kaki."
Kasus-kasus lain yang tak kalah aneh terjadi Januari lalu, saat pilot memergoki 'sesuatu melayang...lalu menghilang."
Insiden lain terjadi pada September 2012 saat pilot TGW581 melaporkan objek silinder berwarna merah melewati pesawat ke arah berlawanan saat pesawat sedang naik di selatan Sydney.
Mungkin yang paling aneh terjadi pada 25 April 2010 dekat Gunung Jerrabomberra di New South Wales. "Objek aneh berbentuk piramida melayang dekat landasan 35... Awalnya melayang ke arah barat, ke ujung runway, sebelum akhirnya kembali naik dan mengarah ke timur laut.
Penerbangan dua pesawat QFA814 dan VOZ259 sempat dialihkan untuk menghindari benda piramida itu.
Apakah objek-objek tersebut adalah roket atau UFO? Untuk saat ini, tidak ada yang tahu pasti. Namun detil insiden tersebut sudah ada di tangan pihak berwenang. (Ein/Tnt)
Tuesday, 3 February 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment