Tuesday, 3 February 2015

Sabda Mengagumkan Rasulullah Bawa Pria Belanda Jadi Mualaf


Dia cukup terkejut setelah menemukan kata-kata yang mengagumkan dari Nabi Muhammad

 Nourdeen Wildeman adalah seorang mualaf asal Belanda. Keislaman Wildeman terbilang cukup unik karena memilih Islam berdasarkan rasio, bukan emosi. Nourdeen mengawali perjalanannya menuju Islam saat berjalan-jalan di sebuah toko buku.

Saat itu, sekitar 2003 atau 2004, Wildeman tidak tahu buku apa yang akan dibelinya. Wildeman suka membaca buku dengan tema khusus seperti sejarah, filosofi atau sosiologi. Saat melihat-lihat, matanya tertuju pada sebuah buku berwarna hijau dengan judul "Islam: Values, Principles and Reality."

Wildeman kenal dengan beberapa muslim tapi dia tidak tahu apa pun tentang keyakinan mereka. Sementara Islam telah menjadi isu di negaranya dan dunia internasional. Ia kemudian membeli buku itu untuk mengetahui lebih banyak tentang agama Islam.

Saat membaca buku tersebut, pikiran Wildeman dipenuhi pikiran negatif tentang Islam. Dia tidak mengerti kenapa Islam begini, kenapa begitu.

Namun setelah membaca banyak buku tentang Islam, Wildeman cukup terkejut. Wildeman melihat bahwa cap negatif yang disematkan dalam Islam ternyata tidak benar. Islam memiliki semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan keraguan yang muncul di hatinya.

Ia bahkan menemukan kata-kata yang mengagumkan dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda, seseorang bisa dinilai sebagai orang yang benar-benar beriman dari cara mereka memperlakukan istrinya.

Namun Wildeman masih belum cukup yakin dengan semua yang dipelajari dalam buku-buku yang dibacanya.

Tidak banyak kegiatan dakwah yang diselenggarakan di sekitar Wildeman. Namun dia mencoba ikut puasa di bulan Ramadan.

Wildeman memberitahu teman muslimnya bahwa dia akan mencoba puasa selama 30 hari. Ia bahkan membeli sebuah Alquran dan mengunduh jadwal puasa dari internet.

Setelah bulan Ramadan berakhir, Wildeman pergi ke masjid untuk membayar zakat. Inilah pertama kali dia bertemu dengan bendahara masjid.

"Dia bertanya apa saya muslim. Saya jawab saya non-muslim tapi saya puasa penuh saat Ramadan," kata Wildeman. Bendahara itu mengatakan kepada Wildeman untuk santai dan tidak terburu-buru.

Setelah beberapa bulan berlalu, Wildeman terus membaca buku-buku tentang Islam. Dia menemukan bahwa untuk setiap pertanyaan yang dia diajukan, Islam memiliki jawaban yang meyakinkan.

Pada akhir Ramadan berikutnya, Wildeman kembali membayar zakat dan bertemu dengan bendahara masjid. Orang itu bertanya lagi kepada Wildeman dan ia menjawab belum menjadi muslim.

"Tapi Anda menyuruhku tak usah terburu-buru, kan?," kata Wildeman. Dia dengan tenang menggeleng dan berkata, "Ya, santai saja, tapi jangan terlalu santai!"

Wildeman kemudian berlibur ke Turki. Di sana dia memuaskan dirinya menjelajahi masjid-masjid yang indah. Setiap melangkah masuk masjid, Wildeman merasakan kehadiran Allah dalam hatinya semakin besar.

Dia pun semakin mendalami Islam dengan mencari informasi melalui internet. Satu hari ia bertemu dengan seorang perempuan mualaf yang punya suami muslim asal Mesir.

Perempuan itu mengundang Wildeman ke rumahnya untuk belajar agama Islam. Di kunjungan keduanya, Wildeman minta diajarkan cara salat yang benar. Setelah makan siang, suami perempuan itu bertanya apa dia siap menjadi muslim. Wildeman menjawab 'Ya, saya siap'.

Beberapa hari kemudian, mereka pergi ke masjid di kota suami perempuan mualaf itu. Dengan dibimbing imam masjid, Wildeman dituntun mengucapkan kalimat syahadat.

(Ism, Sumber: OnIslam.net)

0 komentar:

Post a Comment