Eksistensi Uber sepertinya memikat Google untuk melepas layanan serupa. Dikabarkan, Google siap berkompetisi di ranah Uber dengan satu layanan yang bernama “mobil panggilan.” Apa dan bagaimana tentang layanan transportasi tersebut?
Uber di bisnis ini telah berhasil melakukan ekspansi ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Patut diketahui jika bisnis Uber cukup minim persaingan. Jika rumor “mobil panggilan” Google benar adanya, maka layanan mobil sewaan mirip taksi ini mungkin bakal siap menyaingi Uber.
Jika berbisnis di ranah yang sama, lantas apa yang berbeda? Jika Uber menggunakan armada mobil bersama pengemudi atau supir, maka Google akan mengerahkan mobil otomatis yang bisa menyetir sendiri dari proyek driverless car yang kini tengah dikembangkan.
Menariknya, di waktu yang hampir bersamaan, Uber di awal pekan ini mengumumkan kerjasama dengan Universitas Carnegie Mello dalam membesut mobil otomatis sendiri. Alasannya, bisa menekan operasional.
“Yang membuat Uber mahal bukan hanya mobilnya saja, tapi orang (pengemudi) lain yang menyetir,” jelas Travis Kalanick, CEO Uber.
Dengan “menyingkirkan” supir maka ongkos jadi lebih terjangkau. Dari kabar yang berkembang, kedua perusahaan sepertinya bakal bersaing ketat di bisnis jasa transportasi nirawak. Patut diketahui pula jika Google dikenal sebagai pemodal utama di Uber.
Sungguh ironis, Chief Legal Officer Google David Drummond adalah salah satu jajaran dewan direksi Uber dengan nilai investasi mencapai USD 258 juta. Uber juga miliki ketergantungan pada API Google Maps sebagai penunjang aplikasi mobile pemanggul mobil sewaannya.
0 komentar:
Post a Comment