Sunday, 8 February 2015
Jokowi dalam dekapan sang begawan intel
Belum lama memerintah, Presiden Joko Widodo sudah mengambil beberapa keputusan mengagetkan. Bahkan sebagian kalangan menganggapnya kontroversial. Pertama soal kesepakatan perpanjangan kontrak eksplorasi Freeport-McMoran hingga 2041. Lantas mendapuk menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal (Purnawirawan) Abdullah Makhmud Hendropriyono, Brigjen TNI Andika Perkasa, menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden. Anak Hendro, Diaz Hendropriyono, mendadak didaulat menduduki kursi salah satu Komisaris PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Kemudian soal sikap Jokowi yang dinilai tidak memberikan solusi dalam konflik Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik Indonesia. Terakhir ketika Jokowi merestui PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan milik Hendropriyono guna menjalin kerjasama dengan perseroan otomotif Malaysia, Proton, buat proyek mobil nasional. Padahal perusahaan otomotif negeri jiran itu pun hampir ambruk.
Langkah terakhir Jokowi dinilai menjadi bumerang. Sebab dia dianggap melupakan masa lalu. Yaitu saat dia rela membela mobil bikinan lokal, Esemka, ketika itu dicibir sana-sini. Dia bahkan rela menyetir mobil itu dari Surakarta sampai Jakarta buat memamerkan ketangguhannya.
Gara-gara itu juga pamornya melejit di mata masyarakat dan memuluskan langkahnya menginjakkan kaki di Balai Kota DKI Jakarta sebagai Gubernur, walau tidak lama, dan berhasil melenggang ke istana. Banyak pihak menginginkan supaya Jokowi lebih fokus membenahi fasilitas umum lain ketimbang ngotot membikin mobil nasional. Saat Jokowi bermukim di Istana Kepresidenan, Hendropriyono adalah salah satu tamu rutin datang.
Entah apa yang merasuki Jokowi tiba-tiba menggandeng Hendropriyono dalam proyek mobil nasional. Sebab, kiprah Hendropriyono dalam industri otomotif tanah air pun tak pernah terdengar. Semoga saja Jokowi tak dibutakan oleh politik balas budi dan mengorbankan kepentingan rakyat saat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment